Hari itu hujan turun dengan derasnya disertai dengan angin kencang dan petir yang terus menyambar. Di saat yang sama kerajaan Yunani sedang menunggu kelahiran sang pewaris tahta, raja dan rakyatnya pun terus berdoa memohon kepada Tuhan agar sang ratu melahirkan dengan selamat. Doa merekapun terkabul dengan lahirnya seorang pangeran yang diberi nama Socrates.
Namun pangeran Socrates tidak seperti seorang pangeran yang selalu dalam impian setiap perempuan, dia tidak memiliki rupa yang menawan,badannya pun pendek dan perutnya buncit. Manusia memang tidaklah sempurna pasti ada kelebihan dan kekurangan pada dirinya. Begitupun dengan pangeran Socrates, dia memang tidak tampan tapi dia memiliki otak yang cerdas. Orang-orang di istana selalu dibuat kagum dengan kecerdasannya.
Berbeda dengan anak-anak kecil sebayanyayang suka bermain, Socrates lebih suka mengobrol dengan pelayan istana menanyakan hal-hal yang dia tidak ketahui. Tingkah sang pangeran ini sering membuat para pelayan kuwalahan dan kesal dibuatnya. Bukan tanpa alasan, itu semua karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Socrates sangat membuat para pelayan bingung, bagaimana tidak bingung ketika Socrates menanyakan hal-hal yang mereka anggap pertanyaan konyol seperti siapakah Tuhan, bagaimana wujud Tuhan, dan pertanyaan konyol lainnya.
Suatu hari, Socrates kembali menanyakan hal yang dianggap orang lain pertanyaan konyol. Kali ini dia bertanya kepada ayahnya, “Ayah, dari mana datangnya dunia?”, tanya Socrates.
“Untuk apa kamu bertanya seperti itu nak?” tanya ayahnya heran.
Bukannya menjawab pertanyaan sang ayah dia justru bertanya lagi, “Bagaimana dunia diciptakan yah?” tanyanya lagi.
“Kenapa kamu bertanya demikian nak, semua itu hanya Tuhan yang tahu,” jawab sang ayah.
Tapi Socrates tidak bisa menerima jawaban sang ayah, dalam hatinya terus bertanya-tanya tentang hal yang sama.
Ketika dia mulai dewasa Socrates lebih memilih untuk hidup berkelana kepenjuru yunani ketimbang harus tinggal di kerajaan. Sontak pilihan inilah yang membuat sang raja marah karena sang pewaris kerajaan tidak maut inggal di sebuah kerajaan yang megah nan mewah itu. Sampai sampai kemarahannya itu membuat ayah nya tak mau lagi mengakui Socrates sebagai anaknya lagi.
Socrates memang membuat ayahnya marah, akan tetapi Socrates mempunyai sebuah tujuan yang besar untuk masa depan kerajaanya. Socrates ingin mengembara terlebih dahulu untuk mencari ilmu sebelum di angkat menjadi raja kelak, ia pun ingin untuk berkeliling yunani untukmengetahui kondisi rakyat disana.
Di dalam perjalananya selama 10 tahun kemudian ia berpulang kekerajaan, tapi ada yang berbeda ketika ia kembali sang ayah tak lagi kekar seperti dulu. Dia kini telah keriput dan berambut putih, bahkan selama akhir-akhir tahun ini sang ayah bingungu ntuk mewariskan tahta kerajaan karena dia hanya mempunyai satu anak tunggal yaitu Socrates. Socrates pun bertemu dengan ayahnya, Meskipun dulu sang ayah pernah tidak mengakui dia sebagaianaknya lagi tetapi dalam mimpinya sang raja untuk memilih anaknya untuk mewarisi tahtanya.
Sang ayah kaget melihat anaknya kini telah berbeda, dia terlihat sangat bijaksana dan serba tahu.Semua pertanyaan yang diajukan untuk soctrates bahkan bias ia jawab dengat cepat dan tepat. Karena semua itulah sang raja tak khawatir lagi untuk menyerahkan kekuasaanya pada sang anak.
Akhirnya Socrates di angkat sebagai raja, tetapi bukannya melanjutkan system kekerajaan Socrates merombak besar system yang di warisi ayahnya. Dia mempunyai system yang berpaku dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Di awal socraetes menjadi raja sang ayah Nampak bingung dan marah karena merombak system kekerajaanya. Tetapi jawaban itu ia buktikan di 5 tahun kepemimpinan Socrates rakyat kini lebih mencintai sosok pemimpin itu, kesejahteraan dimana-mana, dan tak ada lagi perbedaan sosial di seluruh masyarakat.